Al-Azhar Cairo
***
Satu hal yang sampai saat ini menjadi pertanyaan dalam diri saya, yang belum, bahkan sulit menemukan jawabannya, yaitu:
Apa yang dirasakan oleh orang yang sudah menjadi pemimpin? Presiden, menteri, gubernur, bupati, walikota, dll?
Kenapa pertanyaan itu muncul? Karena saya betul-betul heran, jarang pemimpin yang mau mengambil pelajaran dari orang sebelumnya atau sesama pemimpin di zamannya.
Begitu banyak pemimpin zalim yang akhir kehidupannya mengenaskan. Setelah tiada, ia disumpahi dan dilaknat oleh orang yang datang sesudahnya. Bahkan ketika mereka masih hidup tidak pernah lepas dari kutukan kebencian dari rakyatnya.
Sebaliknya ada segelintir pemimpin yang begitu disayangi oleh rakyat, bahkan dicintai bangsa lain yang bukan rakyatnya. Karena ia mampu membuat rakyatnya sejahtera. Menahan tangannya dari berbuat semena-mena. Betul-betul berusaha menjadi pelayan bagi bangsanya. Prestasi-prestasi yang ia torehkan tidak bisa terbantahkan.
Seperti yang kita saksikan sekarang, Rajab Tayyib Erdogan begitu dicintai oleh rakyatnya, bahkan dieluk-elukkan dan dirindukan oleh semua orang yang rindu dengan pemimpin yang adil. Beliau berusaha berbuat kebaikan untuk rakyatnya sendiri dan kemanusiaan di dunia. Banyak orang berharap dialah sosok pemimpin idaman setiap rakyat.
Kenapa ya para pemimpin dunia lainnya tidak mau mengikuti langkahnya? Nantilah bicara pahala akhirat, apakah mereka tidak ingin kalau nama mereka nanti dicatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang adil lagi mulia? Setelah tiada akan jadi buah bibir manusia dan selalu dido'akan. Apa yang ada dalam hati mereka hingga tega menempatkan dirinya sebagai sasaran laknat orang banyak?
Salam sejahtera bagi dua orang Umar (Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz), ikon pemimpin adil sepanjang sejarah kemanusiaan.
0 comments:
Post a Comment