“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an itu untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Hal tersebut Allah buktikan tanpa pandang bulu, seperti yang dialami seorang Penjual Mi Ayam yang istiqomah menghapalkan Al Qur’an sambil melayani pelanggannya. Demikian dikisahkan komunitas tilawah Qur’an, One Day One Juz, Jum’at (20/3/2015), di laman arrahmah.com.
Yang menarik adalah, tukang mie ayam yang rutin menghapal Qur’an tersebut sebelumnya disangka lima pelanggannya sedang tertidur, karena kepalanya selalu menunduk saat melayani pembeli. Bahkan, prasangka itu membuat kelima laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk menambah cakar dan daun bawang.
Qodarullah, bapak penjual mie itu tiba-tiba bertanya, “Mau nambah apa Mas?”
“Ternyata tidak tidur,” bisik salah seorang dari kelima pelanggan itu.
Laki-laki itupun melanjutkan pesanannya. Setelah melayani, bapak itu kembali tertunduk seperti tidur. Selesai makan saat akan membayar, laki-laki itu melontarkan pertanyaan kembali, apakah bapak itu lelah atau ngantuk.
Bapak penjual mie menjawab ia tidak lelah, biasa saja katanya. Namun saat ditanya apakah ia mengantuk, semua pelanggan tertegun menatap penjual mi.
”Nggak Saya sedang menghafal dan nanti sore ujian,” jawab bapak penjual mie yang ternyata rutin mengikuti halaqah hapalan Qur’an di masjid sekitar itu.
Allahu Akbar! Dalam diamnya, bapak penjual mie telah melaksanakan apa yang ditafsirkan oleh Imam Jalalain.
Dalam kitab tafsir Jalalain halaman 383, keempat ayat tersebut di atas -Surat Al Qamar ayat 17, 20, 32 dan 40 dijelaskan bahwa, “Kami (Allah subhanahu wata’ala) telah memudahkan Al Qur’an dihafal dan telah mempersiapkannya mudah untuk diingat”. Lafazh istifham (fa hal…) dalam ayat itu mengandung makna perintah, yakni, “hafalkanlah Al Qur’an itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat kalian.”
Lantas bagaimana dengan kita? Laahawla walaa quwwata illabillahil ‘aliyil adziim.[tribunjabar/islamedia]
0 comments:
Post a Comment