“Baru saja pada jam 22:30 malam ketemu Kang Emil di Braga lagi ngecek kemajuan proyek perbaikan gorong-gorong dan trotoar. Sendirian tanpa pengawalan dan tanpa disertai wartawan untuk pencitraan,” ungkap Inu Isnaeni sebagaimana dilansir fimadani.com.
Inu Isnaeni Siddiq menceritakan bahwa ketika dirinya ketemu Ridwan Kamil, dirinya sedang menemani 4 orang rekannya dari Jepang yang sedang berkunjung di kota Bandung.
Saat itu Ridwan Kamil menyampaikan permintaan maaf Inu Isnaeni Siddiq dan 4 turis Jepang atas ketidaknyamanan yang dirasakan karena pemerintah Kota Bantung tengah memperbaiki pedestrian, jalan khusus pejalan kaki.
“Sorry for the inconvenient because we are fixing the pedestrian” Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maafnya dalam bahasa Inggis.
4 Orang Jepang yang bersama Inu Isnaeni Siddiq mengaku terkejut setelah mengetahui orang yang meminta maaf adalah walikota Bandung.
“Teman-teman orang Jepang sendiri pun kaget ketika saya beritahukan bahwa yang menyapa adalah Pak Walikota karena di negara seperti Jepang sekalipun katanya sulit menemukan pejabat yang begitu bersahaja dan rela berjalan sendirian pada larut malam untuk melihat perkembangan kota yang menjadi amanahnya di saat kebanyakan warganya sudah terlelap,” papar Inu Isnaeni.
Blusukan Ridwan Kamil malam-malam untuk memastikan program yang direncanakan berjalan sesuai dengan target-target yang telah ditentukan. Ia tidak hanya mengandalkan laporan dan simbolisasi lalu mencitrakannya di media massa, tetapi memantaunya langsung dengan mata kepala sendiri tanpa sorotan kamera.
Apa yang dilakukan Ridwan Kamil mengingatkan gaya kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khatab, berjalan malam-malam sendirian untuk melihat kondisi rakyatnya. [islamedia.co/fimadani/mh]
0 comments:
Post a Comment