PKS Nongsa - Guru Besar
Retorika dan Public Speaking Universitas
Persada Indonesia YAI Anwar Arifin menjelaskan, seorang presiden wajib memiliki
kemampuan pidato di atas rata-rata. Hal ini sebab, kemampuan itu akan
bermanfaat dalam menghadapi dunia internasional dan memberi pengarahan saat
negara yang dipimpin berada dalam posisi genting.
Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan mengasah kemampuan pidatonya. Hal itu dilontarkan karena kemampuan Jokowi di atas podium dinilai minim dan perlu ditingkatkan.
"Jokowi harus latihan, harus kursus kilat karena presiden akan banyak berhadapan dengan pemimpin luar negeri. Ini harus jadi perhatian, apalagi saat negara ada dalam posisi genting, kemampuan public speaking seorang presiden sangat diperlukan," kata Anwar, saat dihubungi, Rabu (4/6/2014).
Dosen Luar Biasa Universitas Hasanuddin Makassar itu melanjutkan, kemampuan pidato Jokowi tertinggal jauh dari calon presiden yang menjadi pesaingnya, Prabowo Subianto. Ia menilai, Jokowi kalah telak dari Prabowo saat berpidato di acara deklarasi pemilu berintegrasi dan damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum, di Bidakara, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Menurut Anwar, saat berpidato di acara tersebut, Jokowi tampak sangat gugup dan kehabisan bahan. Jokowi juga dinilainya mengakhiri pidato tanpa klimaks yang jelas, berbeda dengan cara berpidato yang ditunjukkan Prabowo.
"Dari segi retorika dan substansi, Prabowo jauh lebih menguasai. Termasuk dari gesture-nya," ucap Anwar. [kompas]
1 comments:
Kalo dibandingin Ahok bagusan mana english+padatonya?
feeling sih bagusan pa Ahok.
Post a Comment