Wednesday, 1 April 2015

Potret haru sang bocah pengojek payung, kedinginan di tengah hujan

Potret haru sang bocah pengojek payung, kedinginan di tengah hujan
ojek payung. ©2015 merdeka.com/arie basuki


Bawen Online -Hujan besar disertai angin, mengguyur sebagian wilayah ibu kota hari ini, Rabu (1/4) siang. Di salah satu sudut kota, tepatnya di depan gedung Wisma BNI 46, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, pemandangan kontras dari betapa megahnya kehidupan metropolitan, ternyata masih juga tampak untuk disaksikan sejumlah pasang mata.


Di tengah derasnya guyuran hujan dan tiupan angin yang dingin, seorang bocah terlihat meringkuk di selasar gedung Wisma BNI 46, dengan memeluk payungnya. Dia adalah salah seorang pengojek payung dari belasan orang kawan lainnya, yang saling berjibaku mencari rejeki di antara keberkahan hujan lebat yang mengguyur pusat kota siang tadi.



Salah seorang fotografer dari merdeka.com, Ari Basuki, yang tadi siang sempat ikut berteduh di sekitar lokasi, mendapati moment mengharukan tersebut. Dari jarak sekitar 20 meter, lensa kameranya coba menangkap diorama haru, tentang bagaimana seorang bocah pengojek payung menggigil kedinginan, di bawah guyuran hujan siang tadi.



Bocah kecil berseragam klub bola AC Milan itu adalah salah satu di antara beberapa anak sebayanya, dan belasan ibu-ibu lainnya yang saling berjibaku, mencari peruntungan dengan payung-payung berukuran besar sebagai modal mereka. Dalam waktu sejam guyuran hujan deras di kawasan itu, sang bocah pun terlihat sudah dua kali mendapatkan penyewa payungnya.



Tak jelas berapa upah yang ia patok bagi setiap orang penyewa payungnya itu. Karena baik sebelum memberi sewaan atau bahkan sampai si penyewa selesai menyewa payungnya, sama sekali tak tampak proses negosiasi harga di antara bocah itu dan si penyewa payung.



Namun, pada suatu kesempatan, sang bocah kecil itu terlihat sedang menghitung uang yang berhasil didapatkan dari penyewaan payung abu-abu miliknya tersebut. Tak banyak yang ia dapat. Mungkin sekitar Rp 10 ribu dengan pecahan uang yang lebih kecil. Namun senyum sumringah tetap terlihat memancar dari bibir pucatnya, seakan kebekuan yang mengundang getar di tubuh mungilnya itu tak berpengaruh sama sekali.



Hujan pun mereda. Aktifitas sebagian pengguna jalan pun kembali pada kemudinya guna menyusuri jalan ibu kota. Sementara sang bocah, bersama segerombolan anak sebayanya itu pun mulai pergi meninggalkan lokasi. Merdeka.com

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan