Polemik seputar pemblokiran 22 situs Islam oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) makin memanas.
Kali ini mantan tim sukses Jokowi ikut berkomentar seputar masalah pemblokiran tersebut. Narliswandi Piliang atau yang akrab disapa Iwan Piliang mempertanyakan sikap Jokowi yang terkesan bungkam atas ulah jajarannya ini.
“Saya ingatkan Jokowi sebagai sosok yang pernah saya banggakan. Islam di Indonesia Islam yang rahmatan lilalamin. Bukan teroris,” ujar Iwan melalui akun Twitter @IwanPiliang7, Jumat (3/4/2015).
“Untuk Jokwi sebagai Presiden Anda bisa mengatakan itu urusan di bawah Anda, boleh saja. Tapi Indonesia bangsa & negara pemimpinnya adalah presiden. Anda pemimpinnnya, bukan orang lain. Di mana Kejokowian yg pernah ada. Mohon maaf Jokowi, Presiden, sy ingin bertanya apakah shalat lima waktu Anda kini msh jalan,” lanjut Iwan.
Iwan mengakui memang ada indikasi oknum militan dalam Islam. “Tetapi Anda Jokowi, yg sudah jadi presiden, saya ingatkan jangan menjadi bagian INDIKASI skenario memojokkan Islam. Ingat Anda jadi presiden didukung umat Muslim Indonesia yang besar,” tegas Iwan.
Dalam kultwit yang diberi hashtag #pemblokiransitusIslami, Iwan juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah mayoritas umat Muslim penuh toleran, berupaya Rahmatan Lilalamiin.
“Karena itu kt cari adalah pemimpin yg paham agama, mengerti Pancasila. Sy dulu menganggap Jokowi sosok Muhlisin. Sy dlm kultwit ini ingin memohon maaf ke isteri saya @sandraIP88 dulu mengingatkan sy jauh hari apa tak berdosa menggadang Jokowi. Kalimat isteri sy itu sy lwn. Sy katakan Jkw itu presiden direstui alam,” katanya.
Pemblokiran situs-situs Islam ini bentuk tak becusnya Jokowi jadi presiden, implementasi tak becus memilih pembantu dan telah menyinggung hati saya paling dalam sebagai pribadi sebagai umat, kata Iwan.
“Saya tak bicara negara. Tapi Jokowi sudah keterlaluan bagi saya. Entah disengaja atau tidak Jokowi sebagai presiden cuek saja sosok ADCnya memakai ring back tone agama tertentu
yg berisi dakwah, tanpa paham bahwa ia di ring satu Istana, seharusnya mengedepankan ada unsur budaya teposeliro,” beber Iwan.
Iwan juga menceritakan bahwa dirinya berlinang air mata ketika teringat pernah ikut melindungi Jokowi saat Pilpres lalu.
“Sy usai Isya barusan, berlinang airmata ketika teringat ikut melindungi Anda, Jokowi, shalat di Raudah, Medinah. Sepekan sebelum Pilpres. Saya simak kala itu doa Anda khusuk. Ternyata kekusukan itu kini menghasilkan kebijakan lain.
Apa sih yg Anda cari, Jokowi, jadi presiden? Di saat kampanye dulu saya buat kegiatan membersihkan toilet masjid dengan harapan pembangunan itu agar Anda pahami bukan saja riil fisik, tetapi membangun peradaban: Adab, akal, budi,” ungkap Iwan.
Iwan mengatakan kultwitnya bukan karena tak dapat jatah dari Jokowi. “Tanggal 12 Feb saya dipanggil ke istana, saya ditanya mau apa? Saya minta Antasari bebaskan. Saya masih meminta sisi keinsanan dikedepankan,” katanya.
Iwan juga mengungkapakan alasan kenapa dia keras mengkritisi hal ini.
“Karena saya Umat Muslim, studi saya komunikasi massa. Di atas idiologi ada akidah. Pemimpin, negarawan, benar membangun umat dengan akidah. Demikian,” ujar Iwan mengakhiri Kultwit yang ia tulis sesaat sebelum penerbangan./http://www.citizenjurnalism.com/
0 comments:
Post a Comment