Saturday, 4 April 2015

Menteri Puan: Revolusi Mental Bisa Lewat Jamu, apa hubungannya?


Menteri Puan: Revolusi Mental Bisa Lewat Jamu
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Haharani - (Foto: inilahcom)
Bawen Online - Dalam rangka menjaga budaya luhur bangsa Indonesia, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Haharani, sibuk mempromosikan jamu. Puan mengajak sejumlah pejabat pemerintahan untuk menyosialisasikan minum jamu.

Puan beralasan, jamu adalah warisan bangsa yang perlahan mulai tergusur dengan obat-obatan herbal dari negara asing. Untuk itu, budaya minum jamu yang diwariskan para leluhur bangsa Indonesia perlu dilestarikan.

"Kebiasaan minum jamu sudah ada sejak dulu kala, sudah ada sejak Majapahit, bahkan dalam relief Borobudur juga ada. Tapi kita bukan bicara soal sejarah, yang kita bicarakan adalah masa kini. Apa yang bisa kita lakukan saat ini, menjaga warisan budaya luhur adalah kewajiban kita," kata Puan.

Sebab, jelas Puan, jamu dan kebiasaan meminumnya, menjadi identitas bangsa Indonesia. Hal ini sangat penting di tengah serangan herbal impor dan obat-obatan asing. Jamu bisa menjadi solusi untuk masyarakat Indonesia.

Selain soal kesehatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, jamu juga bisa menjadi identitas bangsa. Bagi Puan, jamu bisa memulai revolusi mental seperti yang didengungkan Presiden Joko Widodo. Dan bisa mewujudkan trisakti seperti yang didengungkan kakeknya, Presiden Soekarno

Jamu ternyata memiliki efek domino yang sangat banyak. Baik dari sisi kebudayaan, kesehatan, peningkatan perekonomian. Secara keseluruhan, jamu bisa menjadi kebangkitan bangsa ini untuk mengubah nasibnya. Jamu ternyata bisa menjadi cikal bakal untuk melakukan revolusi mental seperti yang didengungkan Presiden Jokowi, kata Puan.

Putri Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri itu mengaku, baginya jamu bukanlah barang yang baru. Sejak kecil, mantan Presiden Megawati sudah menanamkan kebiasaan minum jamu hingga kini.

Dulu saya dicekoki oleh ibu untuk minum jamu. Saya sempat menolak karena rasanya pahit, tetapi lama-lama jadi kebiasaan. Dan ternyata sampai saat ini khasiatnya masih ada, jelas Puan.

Untuk itu, Puan bercita-cita agar kebiasaan minum jamu itu bisa meluas di seluruh kalangan, menjadi warisan budaya yang tidak hilang.

"Di keluarga saya, sekarang saya mengajari anak-anak dan suami untuk minum jamu. Bahkan setelah menjadi menteri, saya mengajak menteri lainnya untuk minum jamu," jelas Puan. [mes]/inilah

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan