PBNU Tegaskan Peringatan Asyura Syiah Tidak Sesat. Padahal sejumlah kelompok Islam dari Aliansi Sunnah untuk Kehormatan Keluarga dan Sahabat Nabi berunjuk rasa mendesak pemerintah RI mengeluarkan larangan peringatan Asyura oleh kaum Syiah Indonesia di Balai Samudera, Kamis (14/11) kemarin di Jakarta.
Pernyataan Said Aqil tersebut secara khusus menyoroti insiden/ketegangan yang mencuat bersamaan dengan kegiatan peringatan Asyura yang diikuti sekitar 7.000 umat Syiah se-Indonesia di Jakarta
Ribuan jemaah Syiah hadir dari berbagai penjuru Indonesia. Di saat yang sama, gabungan ormas Islam yang kontra terhadapa Syiah melakukan aksi pembubaran. Ratusan orang hadir dan sempat terjadi ketegangan saat massa ingin membubarkan Asyura.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj dalam acara peringatan Asyura seperti yang dilakukan kaum Syiah bukanlah kegiatan sesat asalkan melakukannya tidak berlebihan sampai menyakiti diri sendiri. Menurut dia, memperingati Asyura sebagaimana dilakukan kaum Syiah bukanlah kegiatan yang sesat secara ajaran Islam.
Said Aqil juga mengajak kaum Nahdliyin, untuk menghormati kegiatan Asyura yang biasa diperingati kaum Syiah setiap pada 10 Muharam, tapi ia mengecam cara-cara mereka yang menyakiti diri-sendiri.
“Adapun acara Asyura itu adalah acara Islam, hanya cara yang dilakukan Syiah itu kadang berlebihan. Kita yang bukan Syiah pun sebenarnya (juga) harus ikut memperingati 10 Asyura, harus,” tandasnya usai mengisi dakwah keislaman di kantor PCNU Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (14/11) malam.
Pernyataan Said Aqil justru mengkhanati Fatwa Pendiri NU yang mengatakan Syiah Sesat, simak selengkapnya, klik gambar dibawah ini (rojul/voa-islam)
***
Sabtu, 09 Nov 2013
FATWA PENDIRI NU HASYIM ASY’ARI TERKAIT KESESATAN SYIAH
.
Fatwa Pendiri Nahdhatul Ulama Hadratus Syaikh KH.
Hasyim Asy’ari (1292-1366 H, 1875-1947 M) Tentang Syi’ah
(Fatwa Syaikh Hasyim Asy’ari dan Habib Salim bin Ahmad bin Jindan tentang Syi’ah Imamiyah)
.
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ
ﺍﻷﻭﻟﻰ: ﻓﺼﻞ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺗﻤﺴﻚ ﺃﻫﻞ ﺟﺎﻭﻯ ﺑﻤﺬﻫﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﻭﺑﻴﺎﻥ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﻇﻬﻮﺭ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻧﺘﺸﺎﺭﻫﺎ ﻓﻲ ﺃﺭﺽ ﺟﺎﻭﻯ، ﻭﺑﻴﺎﻥ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﻴﻦ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ. ﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﻮﺍ ﺍﻷﻗﻄﺎﺭ ﺍﻟﺠﺎﻭﻳﺔ ﻓﻲ ﺍﻷﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﺴﺎﻟﻔﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻴﺔ ﻣﺘﻔﻘﻲ ﺍﻵﺭﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﻭﻣﺘﺤﺪﻱ ﺍﻟﻤﺄﺧﺬ ﻭﺍﻟﻤﺸﺮﺏ، ﻓﻜﻠﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻔﻴﺲ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺩﺭﻳﺲ، ﻭﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺸﺎﺫﻟﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ. ﺛﻢ ﺇﻧﻪ ﺣﺪﺙ ﻓﻲ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻒ ﻭﺛﻼﺛﻤﺎﺋﺔ ﻭﺛﻼﺛﻴﻦ ﺃﺣﺰﺍﺏ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ ﻭﺁﺭﺍﺀ ﻣﺘﺪﺍﻓﻌﺔ ﻭﺃﻗﻮﺍﻝ ﻣﺘﻀﺎﺭﺑﺔ، ﻭﺭﺟﺎﻝ ﻣﺘﺠﺎﺫﺑﺔ، ﻓﻤﻨﻬﻢ ﺳﻠﻔﻴﻮﻥ ﻗﺎﺋﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺳﻼﻓﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻤﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻭﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﺍﻟﻤﺘﺪﺍﻭﻟﺔ، ﻭﻣﺤﺒﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺍﻟﺘﺒﺮﻙ ﺑﻬﻢ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻭﺃﻣﻮﺍﺗﺎ، ﻭﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﻭﺗﻠﻘﻴﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻋﻨﻪ ﻭﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻭﻧﻔﻊ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ… ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺭﺍﻓﻀﻴﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺃﺑﺎ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻭﻳﻜﺮﻫﻮﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ، ﻭﻳﺒﺎﻟﻐﻮﻥ ﻫﻮﻯ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﻠﻲ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﺟﻤﻴﻌﻦ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻘﺎﻣﻮﺱ: ﻭﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺮﺗﻘﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻭﺍﻟﺰﻧﺪﻗﺔ ﺃﻋﺎﺫﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻨﻬﺎ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻴﺎﺽ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻔﺎ: ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﻐﻔﻞ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻻ ﺗﺘﺨﺬﻭﻫﻢ ﻏﺮﺿﺎ ﺑﻌﺪﻯ ﻓﻤﻦ ﺃﺣﺒﻬﻢ ﻓﺒﺤﺒﻲ ﺃﺣﺒﻬﻢ ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ ﻓﺒﺒﻐﻀﻲ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻫﻢ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﺍﻧﻰ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻧﻰ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﺷﻚ ﺃﻥ ﻳﺄﺧﺬﻩ ( ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﻻ ﺗﺴﺒﻮﺍ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻤﻦ ﺳﺒﻬﻢ ﻓﻌﻠﻴﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﺻﺮﻓﺎ ﻭﻻ ﻋﺪﻻ ( ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )ﻻ ﺗﺴﺒﻮﺍ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﺊ ﻗﻮﻡ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻼ ﺗﺼﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﺼﻠﻮﺍ ﻣﻌﻬﻢ ﻭﻻ ﺗﻨﺎﻛﺤﻮﻫﻢ ﻭﻻ ﺗﺠﺎﻟﺴﻮﻫﻢ ﻭﺇﻥ ﻣﺮﺿﻮﺍ ﻓﻼ ﺗﻌﻮﺩﻭﻫﻢ ( ﻭﻋﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ) ﻣﻦ ﺳﺐ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﺎﺿﺮﺑﻮﻩ ( ﻭﻗﺪ ﺃﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺳﺒﻬﻢ ﻭﺁﺫﺍﻫﻢ ﻳﺆﺫﻳﻪ ﻭﺃﺫﻯ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺣﺮﺍﻡ ﻓﻘﺎﻝ )ﻻ ﺗﺆﺫﻭﻧﻲ ﻓﻲ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻭﻣﻦ ﺁﺫﺍﻫﻢ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﺍﻧﻰ ( ﻭﻗﺎﻝ )ﻻ ﺗﺆﺫﻭﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺎﺋﺸﺔ ( ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﻓﺎﻃﻤﺔ )ﺑﻀﻌﺔ ﻣﻨﻰ ﻳﺆﺫﻳﻨﻲ ﻣﺎ ﺁﺫﺍﻫﺎ (. ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﺹ 10-9 .
.
MAQOLAH 1
Pasal untuk menjelaskan penduduk Jawi berpegang kepada madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah, dan awal kemunculan bid’ah dan meluasnya di Jawa, serta macam-macam ahli bid’ah di zaman ini. Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya.
Di bidang fikih, mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi’i, di bidang ushuluddin berpegang kepada mazhab Abu Al-Hasan Al-Asy’ari, dan di bidang tasawuf berpegang kepada mazhab Abu Hamid Al-Ghazali dan Abu Al-Hasan
Al-Syadzili, semoga Allah meridhoi mereka semua. Kemudian pada tahun 1330 H muncul kelompok, pandangan, ucapan dan tokoh-tokoh yang saling berseberangan dan beraneka ragam.
Al-Syadzili, semoga Allah meridhoi mereka semua. Kemudian pada tahun 1330 H muncul kelompok, pandangan, ucapan dan tokoh-tokoh yang saling berseberangan dan beraneka ragam.
Di antara mereka adalah kaum Salaf yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu mereka dengan bermazhab dengan satu mazhab dan kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali dan orang-orang salih, selain itu juga tabarruk dengan mereka baik ketika masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawassul serta lain sebagainya.
Di antara mereka juga ada golongan rofidhoh yang suka mencaci Sayidina Abu Bakr dan ‘Umar radhiallahu anhum, membenci para sahabat nabi dan berlebihan dalam mencintai Sayidina ‘Ali dan anggota keluarganya, semoga Allah meridhoi mereka semua.
Berkata Sayyid Muhammad dalam Syarah Qamus, sebagian mereka bahkan sampai pada tingkatan kafir dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan umat Islam dari aliran ini.
Berkata Al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitab As-Syifa bi Ta’rif Huquq Al-Musthafa , dari Abdillah ibn Mughafal, Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku tiada. Barangsiapa mencintai mereka, maka semata-mata karena mencintaiku.
Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti semata-mata karena membenciku. Dan barangsiapa menyakiti mereka berarti dia telah menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku berarti dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa telah menyakiti Allah dikhawatirkan Allah akan menghukumnya.” (HR. al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi
Juz V/hal. 696 hadits No. 3762)
Dan barang siapa membenci mereka, maka berarti semata-mata karena membenciku. Dan barangsiapa menyakiti mereka berarti dia telah menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku berarti dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa telah menyakiti Allah dikhawatirkan Allah akan menghukumnya.” (HR. al-Tirmidzi dalam Sunan al-Tirmidzi
Juz V/hal. 696 hadits No. 3762)
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Janganlah kamu mencela para sahabatku, Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah.” (HR. Abu Nu’aim, Al-Thabrani dan Al-Hakim)
“Janganlah kamu mencela para sahabatku, Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah.” (HR. Abu Nu’aim, Al-Thabrani dan Al-Hakim)
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Janganlah kamu mencaci para sahabatku, sebab di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang mencela para sahabatku, maka jangan kamu menyolati atas mereka dan shalat bersama mereka, jangan kamu menikahkan mereka
dan jangan duduk-duduk bersama mereka, jika sakit jangan kamu jenguk mereka.” Nabi sallallahu alayhi wasallam telah kabarkan bahwa mencela dan menyakiti mereka adalah juga menyakiti Nabi, sedangkan menyakiti Nabi haram hukumnya.
“Janganlah kamu mencaci para sahabatku, sebab di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang mencela para sahabatku, maka jangan kamu menyolati atas mereka dan shalat bersama mereka, jangan kamu menikahkan mereka
dan jangan duduk-duduk bersama mereka, jika sakit jangan kamu jenguk mereka.” Nabi sallallahu alayhi wasallam telah kabarkan bahwa mencela dan menyakiti mereka adalah juga menyakiti Nabi, sedangkan menyakiti Nabi haram hukumnya.
Rasul sallallahu alayhi wasallam bersabda:
“Jangan kamu sakiti aku dalam perkara sahabatku, dan siapa yang menyakiti mereka berarti menyakiti aku.” Beliau bersabda, “Jangan kamu menyakiti aku dengan cara menyakiti Fatimah. Sebab Fatimah adalah darah dagingku, apa saja yang menyakitinya berarti telah menyakiti aku.” (Risalat Ahli Sunnah wal Jama’ah, h.9-10)
“Jangan kamu sakiti aku dalam perkara sahabatku, dan siapa yang menyakiti mereka berarti menyakiti aku.” Beliau bersabda, “Jangan kamu menyakiti aku dengan cara menyakiti Fatimah. Sebab Fatimah adalah darah dagingku, apa saja yang menyakitinya berarti telah menyakiti aku.” (Risalat Ahli Sunnah wal Jama’ah, h.9-10)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ: ﻭﻟﻴﺲ ﻣﺬﻫﺐ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﺓ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻻ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻹﻣﺎﻣﻴﺔ ﻭﺍﻟﺰﻳﺪﻳﺔ ﻭﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﺎﻭﻳﻠﻬﻢ. ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺗﺄﻛﺪ ﺍﻷﺧﺬ ﺑﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ، ﺹ 29 .
.
Maqolah 2
Bukanlah yang disebut mazhab pada masa-masa sekarang ini dengan sifat yang demikian itu kecuali Mazahib Arba’ah (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam Ahmad).
Selain dari pada itu, seperti mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahul bid’ah yang tidak boleh berpegang kepada pandangan-pandangan mereka. ( Risalah fi Ta’akkud Al-Akhdzi bi Al-Madzahib Al-Arba’ah, h.29)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ: ﺃﻣﺎ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻬﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ، ﻓﺈﻧﻬﻢ ﺍﻟﻤﻬﺘﺪﻭﻥ ﺍﻟﻤﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ﺑﺴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺑﻌﺪﻩ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ، ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻄﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻨﺎﺟﻴﺔ، ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻗﺪ ﺍﺟﺘﻤﻌﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻣﺬﺍﻫﺐ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﻮﻥ ﻭﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻴﻮﻥ، ﻭﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﺧﺎﺭﺟﺎ ﻋﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔ. ﺍﻫـ ﺍﻫـ )ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ، ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺗﻌﻠﻴﻘﺎﺕ، ﺹ 25-24 .
.
Maqolah 3
Adapun Ahlusunnah mereka adalah para Ahli Tafsir, Hadits dan Fiqih. Sungguh merekalah yang mendapat petunjuk dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam dan para khalifah yang rasyid setelah beliau.
Mereka adalah ‘kelompok yang selamat’ (thaifah najiyah). Para ulama berkata, pada saat ini kelompok yang selamat itu terhimpun dalam mazhab yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali. Maka siapa saja yang keluar atau di luar empat mazhab itu adalah ahlul bid’ah di masa ini (Ziyadat Ta’liqat, h. 24-25)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﻭَﺍﺻْﺪَﻉْ ﺑِﻤَﺎﺗُﺆْﻣَﺮُ ﻟِﺘَﻨْﻘَﻤِﻊَ ﺍﻟْﺒِﺪَﻉُ ﻋَﻦْ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻤَﺪَﺭِﻭَﺍﻟْﺤَﺠَﺮِ. ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ “ﺍِﺫَﺍﻇَﻬَﺮَﺕِ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦُ ﺍَﻭِﺍﻟْﺒِﺪَﻉُ ﻭﺳُﺐَّ ﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻲْ ﻓَﻠْﻴُﻈْﻬِﺮِﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢُ ﻋِﻠْﻤَﻪُ ﻓَﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ
Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang.
Rasulullah sallallahu alayhi wasallam bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.” (Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul ulama)
.
Fatwa Al-Habib Al-Musnid Syekh Salim bin Ahmad bin Jindan (1324-1389 H, 1906-1969 M) Tentang Syi’ah dan Rofidhoh
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ: ﻣﻦ ﻫﻢ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ؟ ﻫﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻨﺘﺤﻠﻮﻥ ﺣﺐ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺐ ﻭﻟﻴﺴﻮﺍ ﻛﺬﻟﻚ ﻭﻳﺰﻋﻤﻮﻥ ﺃﻧﻬﻢ ﺃﺗﺒﺎﻉ ﺃﻛﺎﺑﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺤﺴﻨﻴﻦ ﻭﺃﺑﻴﻬﻤﺎ ﻭﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﻭﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﻫﻢ ﻳﺘﺒﺮﺃﻭﻥ ﻣﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﻭﻋﺜﻤﺎﻥ ﻭﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﻭﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ ﺍﻟﻌﺎﺹ ﻭﺃﻧﺼﺎﺭﻫﻢ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﻓﻴﺴﺒﻮﻧﻬﻢ. ) ﺍﻟﺮﺍﻋﺔ ﺍﻟﻐﺎﻣﻀﺔ ﻓﻲ ﻧﻘﺾ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ, ﺹ 1 (
Siapakah golongan Rofidhoh itu? Mereka adalah kaum yang suka mengklaim palsu kecintaan terhadap ahlul bait, padahal mereka tidaklah demikian. Mereka mengaku sebagai pengikut para tokoh utama ahlul bait seperti Al-Hasan dan Al-Husain dan ayah mereka berdua (Sy. ‘Ali bin Abi Thalib), juga ‘Ali bin Al-Husain (Zainal Abidin), dan Zaid bin ‘Ali—semoga Allah meridhoi mereka, namun mereka berlepas diri dari Sy. Abu Bakr, Sy. ‘Umar, Sy. ‘Utsman, Sy. Mu’awiyah, Sy. ‘Amr bin ‘Ash dan para penolong mereka, dan mencaci mereka semuanya. ( Kitab Ar-Ra’at Al-Ghamidhoh fi Naqdh Kalam Al-Rafidhoh , hlm. 1)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ: ﻭﺍﺗﻔﻖ ﺑﺠﻮﺍﺯ ﻟﻌﻦ ﺷﺎﺗﻤﻬﻢ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺍﻟﺨﻄﻴﺐ ﻗﻮﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ: ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺘﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻛﻢ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﺭﻳﺐ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﺷﺮﺍﺭ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻧﺒﻴﻬﻢ , ﻭﺍﻟﺴﺐ ﻭﺍﻟﺬﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻭﺍﻟﺸﻴﻌﺔ. ﻓﻬﺆﻻﺀ ﻳﺴﻤﻴﻬﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻳﻬﻮﺩ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ, ﺑﻞ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﺧﻴﺮﺍ ﻣﻨﻬﻢ ﻟﻮ ﺳﺄﻟﻨﺎ ﺭﺟﻼ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎ ﻋﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﻮﺳﻰ ﻟﻴﻘﻮﻝ ﻫﺆﻻﺀ ﺧﻴﺎﺭﻧﺎ ﻭﺃﺣﺒﺎﺀﻧﺎ ﻭﻟﻮ ﺳﺄﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺼﺮﺍﻧﻲ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺣﻮﺍﺭﻱ ﻋﻴﺴﻰ ﻟﻴﻘﻮﻝ ﻫﺆﻻﺀ ﻫﻢ ﺳﺎﺩﺗﻨﺎ ﻭﺧﻴﺎﺭﻧﺎ ﻭﻟﻮ ﺳﺄﻟﻨﺎ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ ﻭﺍﻟﺸﻴﻌﺔ ﻋﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ ﻟﻴﻘﻮﻟﻮﻥ ﺇﻧﻬﻢ ﺃﺷﺮﺍﺭﻧﺎ ﻭﻇﺎﻟﻤﻮﻧﺎ ﻗﺎﺗﻠﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﻰ ﻳﺆﻓﻜﻮﻥ! ﻭﺍﻟﺤﺎﺻﻞ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ ﻭﺃﺫﻧﺎﺑﻬﻢ ﺛﺒﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﺃﻧﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻣﻊ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻹﺳﻼﻣﻲ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺰﻋﻤﻮﻥ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻣﺴﻠﻤﻴﻦ, ﺃﻭﻟﻴﺴﺖ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﺃﻧﻬﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ؟؟؟ ﻭﻟﺬﻟﻚ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻴﺲ ﺑﺄﻣﺎﻧﻴﻜﻢ ﻭﻻ ﺃﻣﺎﻧﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺳﻮﺀﺍ ﻳﺠﺰ ﺑﻪ )ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ: 122 ( ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻳﺰﻋﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﺮﻕ ﺍﻟﻀﺎﻟﺔ ﺧﺎﺭﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ) ﺍﻟﺮﺍﻋﺔ ﺍﻟﻐﺎﻣﻀﺔ ﻓﻲ ﻧﻘﺾ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ , ﺹ 8-7 (
Disepakati akan bolehnya melaknat orang yang mencerca para sahabat.
Di riwayatkan oleh Ibnu ‘Umar radhiallahu anhu , sabda Nabi sallallahu alayhi wasallam , “Jika kamu melihat orang-orang yang mencela para sahabatku maka ucapkanlah laknat Allah atas kejahatan kalian!” (HR. Tirmidzi dan Al-Khatib).
Hal ini tak diragukan lagi sebab orang-orang yang mencaci para sahabat nabi adalah seburuk-buruk umat ini. Cacian dan cercaan kepada para sahabat nabi sallallahu alayhi wasallam adalah tradisi kaum rofidhoh dan syiah secara umum.
Hal ini tak diragukan lagi sebab orang-orang yang mencaci para sahabat nabi adalah seburuk-buruk umat ini. Cacian dan cercaan kepada para sahabat nabi sallallahu alayhi wasallam adalah tradisi kaum rofidhoh dan syiah secara umum.
Mereka itulah yang dinamakan ‘Yahudi Islam’, yaitu kaum yahudi-nya umat ini.
Bahkan umat Yahudi lebih baik daripada mereka, sebab jika kita tanyakan tentang sahabat nabi Musa, mereka jawab, mereka adalah para kekasih orang-orang pilihan kami. Jika kita tanyakan orang nasrani tentang para hawari nabi Isa, mereka jawab, bahwa hawari Isa adalah para pemimpin dan orang terbaik kami. Namun jika kita tanyakan tentang para sahabat nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam kepada kaum rofidhoh dan syiah, mereka jawab, bahwa para sahabat adalah orang-orang yang jahat dan zalim!
Semoga Allah perangi mereka karena ucapan keji itu.Kesimpulannya, kaum rafidhoh dan para pengekornya (syiah) telah ditetapkan dalam Qur’an dan Sunnah adalah ahli neraka dengan penetapan kekufuran atas mereka dan telah keluar dari agama Islam, betapa pun mereka tetap mengaku muslim.
Sebab, bukankah Yahudi dan Nasrani juga tetap mengaku muslim (pasrah) kepada Allah, dan mengklaim diri mereka ahli syurga?!
Oleh karena itulah, Allah berfirman: bukan karena angan-angan kalian dan juga angan-angan ahli kitab, siapa saja yang mengerjakan keburukan maka ia akan dibalas setimpal (QS. An-Nisa: 122). Dan jika dia tetap kukuh mengaku muslim dari umat Muhammad sallallahu alayhi wasallam, maka ia tergolong pengikut sekte sesat dan telah keluar dari garis sunnah dan jama’ah, dan termasuk ahli neraka. (hlm.7-8)
ﺍﻟﻤﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ: ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ ﻣﺨﻠﺺ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻋﺎﻟﻢ ﺑﻠﺬﺓ ﺇﺳﻼﻣﻪ ﻭﻃﻌﻢ ﺇﻳﻤﺎﻧﻪ ﺃﻥ ﻳﺆﺩﻱ ﺷﻜﺮﻩ ﻷﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﻓﻀﻼ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻟﻜﻦ ﻭﺟﺪﻧﺎ ﺃﺷﺮﺍﺭ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﻭﻳﻬﻮﺩﻫﺎ ﻳﻌﻨﻲ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ ﺳﺒﻮﻩ ﻭﻃﻌﻨﻮﻩ ﻭﺭﻣﻮﻩ ﺑﺎﻟﻈﻠﻢ ﻭ ﺣﺎﺷﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻠﻄﻴﺐ ﺻﺎﺣﺐ ﺳﻮﺀ – ﻳﻌﻨﻲ ﺑﺎﻟﻄﻴﺐ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ ﻫﻢ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ , ﻭﺣﻜﻤﻨﺎ ﺑﺎﻟﻜﻔﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺳﺐ ﺃﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ ﻻ ﻳﺤﺒﻬﻢ ﺇﻻ ﻣﺆﻣﻦ ﻭﻻ ﻳﺒﻐﻀﻬﻢ ﺇﻻ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﻣﻌﺎﻧﺪ ﻛﺎﻓﺮ ﻣﻠﻌﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻊ ﺍﻷﺭﺿﻴﻦ ﻭﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﺃﻻ ﺇﻥ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ) ﺍﻟﺮﺍﻋﺔ ﺍﻟﻐﺎﻣﻀﺔ ﻓﻲ ﻧﻘﺾ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺍﻓﻀﺔ, ﺹ 11 (
Maka wajib atas setiap muslim yang ikhlas dalam imannya, dan merasakan kelezatan islam dan rasa imannya, untuk menunaikan rasa terimakasih kepada Abu Bakr As-Shiddiq, terlebih lagi kepada Rasulullah sallallahu alayhi wasallam .
Akan tetapi kita telah dapati seburuk-buruk umat ini dan yahudinya, yaitu kaum rafidhoh, telah mencaci dan mendiskreditkan beliau (Abu Bakr radhiallahu anhu) dan menuduhnya berbuat zalim.
Akan tetapi kita telah dapati seburuk-buruk umat ini dan yahudinya, yaitu kaum rafidhoh, telah mencaci dan mendiskreditkan beliau (Abu Bakr radhiallahu anhu) dan menuduhnya berbuat zalim.
Sungguh mustahil orang yang baik (yaitu Nabi Muhammad) memiliki teman yang jahat, namun kaum rofidhoh itulah orang kafir, dan kami telah memvonis kekufuran atas siapa saja yang mencaci salah seorang sahabat Nabi Muhammad sallallahu alayhi wasallam , seperti Khulafa’ Rasyidin.
Hanya orang mukminlah yang mencintai mereka, dan hanya orang munafik, keras kepala, dan kafir lah yang membenci mereka. Orang itu dikutuk dari tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit, ingatlah bahwa laknat Allah atas orang-orang
kafir! (hlm. 11).
kafir! (hlm. 11).
[Abu Taqi Machicky Mayestino] [Ukhwatuna/rojul/voa-islam]
(nahimunkar.com)
0 comments:
Post a Comment