Sebelumnya saya mengucapkan “Selamat Tahun Baru
Hijriah 1 Muharram 1435 H” kepada seluruh ummat islam dimana pun berada. Dengan
tahun baru H ini, kita jadikan sebagai momentum untuk intropeksi diri ditahun
sebelumnya, supaya kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi ditahun-tahun
yang akan datang. Dengan tahun baru ini juga mari kita secara bersama-sama
menyusun dan membuat komitmen untuk selalu menghambakan diri kepada Sang
Penguasa Semesta Alam yang kepada-Nya semua makhluk hidup bergantung. Dengan tahun
baru ini juga mari sama-sama saling membahu untuk kemajuan peradaban umat
manusia yang berlandaskan IMTAQ (Iman dan Taqwa).
“Harapan itu masih ada” itulah kata yang
tepat buat rakyat Indonesia. selama ini, lebih sering kita mendengar, melihat
dan membaca di media-media tentang tingkah laku para pejabat dinegeri kaya
sumber daya alam yang bernama Indonesia. Bahwa para pejabat dinegeri ini sering
berpenampilan hidup mewah nan glamour, sering sangat bertolak belakang dengan
rakyat yang mereka pimpin atas gaya hidup mereka. Yang bersuamikan pejabat
seharusnya melayani rakyatnya malah tidak jarang minta dilayani oleh rakyatnya.
Dan yang memalukannya lagi, atas nama istri atau anak pejabat, golongan ini
bisa dengan bebasnya melanggar peraturan-peraturan yang sudah ditetap sebagai
undang-undang untuk ditaati bersama.
Atas hal-hal disebutkan diatas, banyak rakyat
menjadi pesimis bisa bangkit dari keterbelakangan kemajuan Republik Indonesia
dari Negara-negara yang sudah lebih dulu maju. Karena yang mereka lihat dan
tonton sangat jarang ada para pejabat yang hidup sederhana dan bekerja untuk
melayani rakyat. Karena memang yang sering mereka saksikan dan baca dimedia-media
bahwa para pejabat itu identik dengan hidup yang glamour. Hal ini juga
diperkuat dengan sinetron-sinteron yang di TV-TV yang disetting dengan alur
cerita hidup para pejabat memang penuh dengan kemewahan.
Namun, ternyata hidup mewah nan glamour para
pejabat dan keluarganya tidak sepenuhnya benar. Akan tetapi gaya hidup yang
sederhana itu sering tidak dapat atau tidak diliput oleh media. Peliputan di
media tentang gaya hidup pejabat yang sederhana itu tidak dilakukan, mungkin
karena banyak media menanamkan motto dalam diri mereka “bad News is
good news”.
Hal ini juga yang terjadi pada bu Endang Istri
wakil wali kota Malang bapak Sutiaji. Gaya hidupnya yang low profil ini jarang
diliput media.
Endang adalah istri Sutiaji (Wakil wali kota
Malang), sudah lama membuka kantin di UIN Maliki Malang yaitu sejak tahun 2007.
Ini artinya, jauh hari sebelum suaminya menjadi wakil wali kota pasangan dari
Abah Anton wali kota malang terpilih masa pengabdian 2013-2018 sudah mempunyai
kantin di UIN Malang ini. Bu Endang sudah membuka kantin di lingkungan kampus
bilingual Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Perlu diketahui bahwa Sutiaji suami dari Bu
Endang sebelum menjadi wakil walikota Malang ada berprofesi sebagai DPRD di
Kota Malang. Dan ketika ada pemilu walikota Malang, suaminya ikut menjadi calon
sebagai wakil wali kota Malang.
Bisa dibayangkan bagaimana repotnya melayani
pembeli dikantin disebuah perguruan tinggi ribetnya seperti apa. Apa lagi
perguruan tinggi itu adalah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, yang mana Mahasiswa baru yang diterima dikampus ini diwajibkan masuk
asrama selama satu tahun. Untuk tahun 2013 ini, mahasiswa yang diterima di UIN
MALIKI Malang lebih dari 3000 orang dan separohnya adalah perempuan. Ini artinya
bahwa dikantin bu Endang ini tidak kurang melayani lebih dari 500 orang
disetiap harinya (hal berdasar hitung-hitungan penulis, karena kantin di
Ma’had/asrama putri itu ada 3). Namun, pekerjaan ini tetap dikerjakan oleh bu
Endang.
Untuk belanja kebutuhan dari kantinnya ini, maka
Setiap shubuhnya bu Endang ini harus belanja ke Pasar Dinoyo (jarak dari kampus
kepasar Dinoyo kurang lebih 500 M).
Gaya-gaya hidup pejabat/keluarga pejabat inilah
yang sesungguhnya harus lebih sering di wartakan oleh media, supaya rakyat
Indonesia kembali optimis bahwa ternyata harapan itu masih ada untuk menjadikan
Indonesia ini lebih bagus lagi.
Note: Saat menulis artikel ini tiba-tiba bad
mood saya kambuh, jadi tidak bisa lebih panjang lagi menulis, padahal sudah
dipersiapkan bahan-bahana artikelnya jauh-jauh hari. Mohon maaf ya semuanya… :)
0 comments:
Post a Comment