Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan adanya elemen
organisasi yang berbeda sikap terkait perhelatan Miss World. Mekanisme
organisasi berupa pemberian sanksi dipastikan akan diterapkan.
“NU sampai sejauh ini tetap tidak mendukung digelarnya acara Miss
World,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di sela acara Rapat
Pleno di Pondok Pesantren Universitas Sains Al Quran, Kalibeber,
Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (7/9).
Kiai Said menambahkan, pihaknya tetap beranggapan gelaran Miss World
tidak memiliki manfaat besar layaknya event internasional, namun
sebaliknya mudharat yang sangat besar.
“Seandainya Miss World bisa menguatkan nilai rupiah, menurunkan harga
kedelai, saya akan mendukung. Tapi itu tidak. Duit untuk menggelar Miss
World yang milyaran rupiah itu akan lebih bermanfaat jika untuk
membangun gedung sekolah,” tandas Kiai Said.
Sejauh ini terdapat 2 elemen di internal NU yang berlainan sikap
dengan PBNU dalam menyikapi gelaran Miss World. Lembaga Seni dan Budaya
Muslim Indonesia (Lesbumi) dan GP Ansor menilai gelaran Miss World tetap
memiliki manfaat dan layak didukung.
“Yang lembaga sesuai dengan mekanisme organisasi, saya akan
memberikan sanksi. Ansor rupanya merasa sebagai Badan Otonom yang
memiliki otonomi khusus. Sekalipun demikian saya akan menyanksinya,”
tegas Kiai Said.
Mengenai alasan elemen NU pendukung gelaran Miss World, jika kegiatan
tersebut memiliki tujuan diplomasi dalam promosi budaya Indonesia, Kiai
Said tetap menegaskan sikap PBNU untuk menolak. Menurutnya, banyak
event lain yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya Indonesia.
“Miss-missan itu kan budaya luar yang coba dipaksakan masuk ke Indonesia. Itu bukan budaya kita,” pungkasnya.
sumber:dakwatuna.com
0 comments:
Post a Comment