Saturday, 15 November 2014

Marak, Kristenisasi berkedok Wisata


kristenisasi-dan-Pemurtadan-di-Monas-Stand Curhat Dalam Rangka Kristenisasi-jpeg.image
Stand Curhat di Monas dalam rangka kristenisasi
BOGOR (SALAM-ONLINE): Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Fajrussalam Sentul Bogor, Jawa Barat, KH Mukti Ali, seperti dilansirBaitulMaqdis.com, Senin (10/11), didampingi Ketua Santri Bela Agama dan Negara (Sabilana) Majelis Az Zikra Ustadz Herwan serta sejumlah pengasuh Ponpes mendatangi Polres Kabupaten Bogor, Selasa (5/11/2014) malam lalu untuk melaporkan upaya kristenisasi dan pemurtadan terhadap warga Sentul.

Puluhan warga telah menjadi korban upaya pemurtadan berkedok wisata. Mereka dikumpulkan oleh Asih, seorang pembantu rumah tangga yang disuruh oleh majikannya, Ibu Tinah, seorang Nasrani yang tinggal di perumahan Tampak Siring Sentul.
“Kejadiannya pada Ahad (2/11) lalu, jam 6 pagi puluhan warga disediakan 8 bis dan diajak jalan-jalan gratis ke Jakarta. Bilangnya acara di Kementerian Perindustrian tapi malah dibawa ke Monas. Lalu kawan saya di Jakarta memantau acara tersebut, ternyata memang benar warga Sentul di ajak ke Monas. Di acara bertajuk Gelar Budaya Rakyat tersebut ada stand untuk curhat, setiap orang dipegang pundaknya, diminta menceritakan masalahnya lalu diomongin kalimat-kalimat pemberkatan,” ujar Ustadz Muchtar, pengasuh Ponpes Fajrussalam kepada Suara Islam Online,Selasa (4/11/2014)  malam lalu.
“Selain itu mereka juga diajak acara di panggung, di situ ada beberapa orang yang membuat kesaksian telah sembuh dari sakitnya karena mukjizat Tuhan. Ada kalimat-kalimat ‘kita butuh makan, kita butuh hidup layak, dan semua itu bisa kalau ada Tuhan yang memberkati kita’, peserta seperti dihipnotis dan diobati ala mereka,” tambahnya.
Acara tersebut juga menghadirkan Nafa Urbach (artis yang murtad pada 2007 lalu), Patudu Manik (penyanyi lagu rohani Kristen), dan Joe Saint Loco (vokalis band beragama Nasrani).
Warga kembali ke Sentul pada pukul 2 siang. Sebelum turun dari bis, Ustadz Muchtar dan kawan-kawan membimbing warga agar teguh dalam keyakinan Islam. “Sebelum turun dari bis, barang-barang yang diberi saat acara kita periksa. Ternyata barang-barang tersebut ada lambang salibnya, ada kalimat Indonesia makmur, dan diselamatkan. Umumnya warga mengaku tidak tahu apa-apa, setelah itu kita beritahu seputar bahaya pemurtadan dan mereka kita syahadatkan kembali, khawatir tanpa sadar telah mengucapkan kalimat kekufuran,” ungkapnya.
Menurut pengakuan warga yang ikut acara tersebut, ternyata kejadian ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya orang-orang yang sama pada 10 Syawal lalu pernah dibawa ke Ancol. Saat itu, lebih jelas lagi, mereka dibagi kaos bergambar salib dan ada kalimat haleluyanya.
Kristenisasi di sentul bogor-Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Fajrussalam Sentul Bogor KH. Mukti Ali Berserta Rombongan Sambangi Polres Bogor-jpeg.image
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Fajrussalam Sentul Bogor KH Mukti Ali beserta rombongan saat menyambangi Polres Bogor
“Kalau acara ini dianggap sukses, tanggal 1 Januari mereka akan diajak ke Yogya dan awal Maret diiming-imingi juga ke Bali. Sepertinya ini program 2 bulanan mereka,” pungkas Ustadz Muchtar. (BaitulMaqdis.com)
salam-online

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan