Sunday, 2 November 2014

Berhenti atau tetap bergerak di medan dakwah?


Datang perginya manusia di medan dakwah adalah perkara yang tidak bisa dihindari. Pada suatu masa mereka menjadi pendukung dakwah sangat setia, namun dimasa yang lain mereka menjadi penghambat laju dakwah dengan segala tingkah polahnya. Ada pula yang mengakhiri hidupnya di medan dakwah.

Jika kita keluar dari kereta dakwah, maka kereta itu akan tetap terisi dan akan tetap melaju menyusuri rel menuju stasiun kebahagiaan. Sedang bisa jadi kita malah asyik dengan rombongan wisata yang tujuanya pun senantiasa berubah sesuai kehendak nafsu. Karena jika kita tidak menjadi bagian dari dakwah itu sendiri, maka bisa saja kita akan sangat lemah dalam beramal kebaikan, sebagai usaha mendapatkan piala surga.

Jika keburukan kita menjadikan penyebab keluarnya kita dari medan dakwah, jika keluarga menjadi penyebab terhentinya langkah kaki dimedan dakwah, maka telah berhasil setan dalam merayu kader dakwah untuk berhenti menjadi bagian dari dakwah. Jika pasangan menjadikan kita vakum dalam gerakan dakwah disebabkan belum sejalanya fikroh, maka sungguh Setan telah tertawa dengan terbahak-bahak  atas keberhasilanya dalam membendung laju dakwahmu.

Wahai saudara yang berada di medan dakwah ataupun yang sedang rehat dari medan dakwah, bukankah Nabi Luth tetap berdakwah, tiada mempermasalahkan istrinya yang pada akhirnya menjadi golongan orang yang diazab Allah karena pembangkangan terhadap suaminya? Bukankah Nabi Nuh tetap gigih menyadarkan kumnya sekalipun anaknya ikut tenggelam karena penolakan terhadap ajakan ayahnya? Bukankah Nabi Ibrahim tiada berhenti menyeru kaumnya untuk meninggalkan berhala sekalipun ayahnya adalah pembuat berhala itu sendiri?

Dakwah adalah kewajiban tiap manusia, sedang hidayah adalah urusan dari Allah SWT. Bukankah adakalanya seorang anak, atau pasangan hidup malah menjadi musuh kita. Hal itu sebagai ujian seberapa kuat keyakinan kita akan kebenaran yang sedang kita perjuangkan. Memang tidak akan mulus jalan dakwah ini, akan senantiasa ada hal-hal yang menjadikan kita ingin keluar dari medan dakwah. Tentu akan sangat membahagiakan hati saat seluruh anggota keluarga menjadi bagian dari gerakan dakwah, setidaknya menjadi pendukung dakwah itu sendiri, sebagaiman Khadijah senantiasa mendukung dakwah suaminya, semisal Ismail rela mempersembahkan nyawa untuk dakwah pula, bahkan Abu Tholib yang tidak beriman sampai akhir hidupnya, adalah pembela Nabi Muhammad dalam dakwah.

Lalu karena apa kita berhenti bergerak dimedan dakwah? Mungkin kita tidk akan mengenyam hasil dakwah ini, namun setidaknya kita telah ikut andil dalam keberhasilan dakwah ini, biarpun hanya seperti satu biji batu bata dalam bangunan istana. Berjamaahlah maka kita akan selamat, berjamaahlah maka kita akan lebih mudah beramal shaleh, berjamaahlah supaya kita lebih bermanfaat. Jangan pernah kecewa berada dimedan dakwah ini, atau kita akan binasa didunia ini. Semoga Allah SWT senantiasa menguatkan kita untuk tetap berada di medan dakwah ini, dan memasukkan kita kedalam surga.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan