Tidak bisa dipungkiri bahwa bahwa salah satu pejabat publik yang paling sering menjadi sasaran ejekan di media sosial hingga saat ini adalah Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) kita di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, Tifatul Sembiring. Beberapa pernyataan kontroversial yang ia lontarkan serta kinerjanya yang dianggap buruk sebagai menteri membuat Tifatul kerap menuai kecaman dari para netizen.
Tentu saja, Tifatul Sembiring bukanlah Menkominfo yang sempurna. Namun demikian, hanya melihat sisi negatif dari kinerjanya juga rasanya tak adil. Pria yang kini meneruskan karir politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini sesungguhnya juga telah menorehkan sejumlah prestasi sebagai menkominfo. Apa saja?
Masih ingat kasus perselisihannya dengan perusahaan asal Kanada yang dikenal sebagai pengembang produk telepon pintar BlackBerry, Research In Motion (RIM)? Tifatul saat itu mengancam akan mencabut izin usaha RIM di Indonesia jika RIM tidak memenuhi sejumlah permintaan kominfo.
Termasuk dalam permintaan tersebut adalah agar RIM misalnya membuka service center di Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan pada pelanggannya; membangun server/repeater di Indonesia sehingga data mereka dapat diakses oleh aparat penegak hukum di Indonesia hingga melakukan perekrutan tenaga kerja asal Indonesia dan memperbanyak konten lokal.
Meskipun opini publik ketika itu terbelah, langkah Tifatul ini tidak bisa dipungkiri akhirnya membawa sejumlah dampak positif setelah RIM akhirnya memutuskan untuk memenuhi permintaan kominfo. Dampaknya adalah mulai meningkatnya potensi penerimaan pajak dan semakin mudahnya pengguna Blackberry mendapatkan layanan purna jual yang berkualitas.
Perlu diingat bahwa saat terjadinya kasus ini, pengguna Blackberry merepresentasikan mayoritas pengguna telepon pintar di Indonesia.
Selanjutnya di masa kepemimpinan Tifatul, Kominfo termasuk ke dalam 10 besar instansi publik dengan integritas terbaik versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kominfo menduduki peringkat ke 9. Capaian ini diumumkan melalui artikel di situs resmi kominfo berikut ini. Dalam siaran persnya, kominfo mengklaim terjadinya kenaikan peringkat dari peringkat ke 18 dalam survei sejenis sebelumnya.
Kominfo era Tifatul juga ternyata berperan penting sebagai kontributor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Mengutip keterangan resmi kominfo, kontan melansir bahwa di akhir tahun 2013, PNBP kominfo melebihi dari target yang ditetapkan.
PNBP Kominfo selama 2013 mencapai 13,59 triliun atau 10,94% lebih tinggi dari target awal yang dicanangkan. Bersumber pada artikel detik berikut ini, pertumbuhan PNBP Kominfo di era Tifatul juga selalu menunjukkan tren positif serta senantiasa melampaui target.
Untuk melakukan pemerataan keberadaan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kominfo di masa Tifatul Sembiring juga memulai proyek Palapa Ring, proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik sepanjang 36.000 kilometer.
Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku dan satu backhaul sebagai penghubung. Melalui proyek ini, masyarakat Indonesia hingga ke berbagai wilayah pelosok dan pedalaman diharapkan akan memiliki akses internet yang memadai di masa depan.
Sekali lagi, tentu saja Tifatul Sembiring juga memiliki berbagai kekurangan sebagai pejabat publik. Namun, menyimak ulasan di atas, rasanya tidak salah jika setelah ini Anda meluangkan sedikit waktu di akun Twitter untuk menuliskan tweet berikut:
Terimakasih pak @TifSembiring!
Haryo Wisanggeni
0 comments:
Post a Comment