JAKARTA -- Forum Rektor Indonesia mengecam pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. Pernyataan itu dinilai sebagai bentuk keberpihakan dalam sebuah metode kuantitatif riset.
Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof Laode M Kamaluddin menjelaskan, pernyataan tersebut mengandung aroma keberpihakan. Dalam metode riset kuantitatf, itu dikatagorikan bias statement dari pelaku peneliti.
"Padahal yang menjadi syarat untuk menjadi peneliti harus objektif dengan data real dan opini pelaku peneliti tidak boleh dijadikan opini. Oleh karena itu pernyataan tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan kaidah statistik yang dianut di dunia akademis," papar Laode, Sabtu (12/7).
Ia menuturkan, sebaiknya media massa melakukan diskualifikasi kepada lembaga seperti itu. Sekaligus membatalkan pernyataan orang yang bersangkutan.
"Oleh karena empat hari terakhir ini lembaga-lembaga survei penelitiannya sudah menurunkan martabatnya sendiri. Maka sebaiknya media massa berpaling pada data real count," imbuhnya.
Sebelumnya, Burhanuddin mengaku sangat yakin dengan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaganya. Indikator menunjukkan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan 52,95 persen. Sementara Prabowo-Hatta hanya mendapat 47,05 persen.
Terlebih lagi, lanjut dia, banyak lembaga survei mainstream lain yang juga menunjukkan hasil serupa.
"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan, Kamis (10/7).
*ROL
0 comments:
Post a Comment