Wednesday, 4 December 2013

Innalillahi... di Wonosobo Guru ngaji dan ketua Pengurus Masjid beragama Nasrani

Wonosobo, sebuah kota asri di kaki gunung Sindoro dan jauh dari hingar-bingar perkotaan. Tak hanya hawa dinginnya yang menyejukkan, Wonosobo menyimpan banyak cerita indahnya toleransi dalam kebhinekaan.
Di lereng gunung Sindoro, tepatnya di Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, terajut indahnya kisah toleransi anak bangsa. Adalah Erna Astutik, seorang ibu rumah tangga beragama Kristen, yang mengabdikan hidupnya menjadi Ustadzah dan mengajari anak-anak Muslim di kampungnya mengaji.

Berawal dari keprihatinan tidak adanya lembaga pendidikan agama untuk anak-anak Muslim di kampungnya, Bunda Erna, demikian ia biasa dipanggil warga, pada tahun 2010, mengusulkan kepada Lurah waktu itu, Isnaini, agar di Bejiarum dibangun lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Tempat Pembelajaran al-Qur’an (TPQ). Oleh Lurah Isnaini, Bunda Erna kemudian diberi tempat di samping lapangan sepak bola, dan didirikanlah PAUD dengan nama Al-Fabet di tempat itu.
Hingga saat ini, PAUD & TPQ Al-Fabet yang dibina oleh Bunda Erna telah mampu menampung 90 siswa. Al-Fabet, penuh dengan kegiatan belajar-mengajar. Pagi jam 07.00 WIB – 12.00 WIB, digunakan untuk PAUD, sore jam 04.00 – 06.00 WIB, digunakan untuk kelas pembelajaran al-Qur’an, dan ba’da Maghrib, khusus ngaji bagi remaja kampung.
Bunda Erna adalah satu-satunya ‘Ustadzah’ beragama Nasrani di TPQ Al-Fabet. Selain Bunda Erna, ada 3 Ustadzah yang juga mengajar di TPQ, Ustadzah Farah, Ustadzah Nani, dan Ustadzah Mitri. Juga beberapa remaja SMA yang juga menjadi pengajar sukarelawan anak-anak kampung, meski tidak rutin. Tak hanya dari Bejiarum, anak-anak dari kampung sebelah pun dipercaya oleh orangtua mereka belajar ilmu agama Islam di TPQ ini.
Saat ditanya kenapa terpanggil mengajar ngaji anak-anak Muslim di kampungnya, Bunda Erna menceritakan, ia terinspirasi mertuanya, Pak Slamet. Pak Slamet adalah tokoh masyarakat beragama Nasrani yang dikenal masyarakat memiliki jiwa sosial yang kuat. Karena itulah, meski ia Nasrani, ia dipercaya warga kampung yang mayoritas Muslim sebagai Kepala Pengurus Masjid di Bejiarum.
Warga di kampung Bejiarum sangat mencintai dan mengapresiasi perjuangan Bunda Erna dan Ustadzah-Ustadzah lain mendidik putra-putri mereka. Suparman, Kaur Kesra Desa Bejiarum pun mengamini hal ini dan menegaskan bahwa sebenarnya dari dulu, indahnya toleransi dalam kebhinekaan ini merupakan karakter khas bangsa Indonesia. Inilah salah satu pilar NKRI  yang harus senantiasa kita jaga bersama. (ABI/JA)
sumber: http://ahlulbaitindonesia.org

1 comments:

antony said...

Bagus baget....
Anda juga bisa lihat di sini
Alquran terjemah dengan tajwid blok warna alquranku

Thx

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan