Wednesday, 27 August 2014

Pemilu dan dampak sosial


Setiap ajang pilihan pasti meninggalkan dampak sosial, masih ingat kabar Pemilihan Kepala Desa di Kab. Semarang yang menelan korban nyawa lantaran saling sengketa antara pendukung yang kalah dan yang menang? Inilah demokrasi yang dipuja itu, mulai dari pilihan Presiden hingga pilihan tingkat desa menggunakan system demokrasi secara langsung alasannya agar mengakomodir suara rakyat, tak heran jika kini system itu dievaluasi ulang mengingat dampak sosial dan biaya yang digunakan begitu besar jumlahnya. Indonesia sendiri sebenarnya sedang belajar demokrasi.

Pemilu memang mahal dan kejam tapi itulah konsekuensi logis yang pasti terjadi, dalam hukum politik akan ada yang dikorbankan tak peduli dia benar atau salah, inilah hukum rimba politik, dalam banyak kasus kita sering menjumpai trik dan intrik para politisi untuk menjegal orang yang dianggap sebagai lawan, injak bawah tarik yang atas, sikut kanan sikat yang kiri akibatnya orang yang belum tentu salah harus merasakan hidup diruang terbatas dilain sisi orang yang belum tentu benar bisa tertawa lebar.
Dalam politik menggoreng isu adalah hal biasa, bukankah politik itu abu-abu, semua serba samar tidak ada yang pasti, siang kedelai malam jadi tempe. Kebenaran itu seperti batu, walaupun digoreng terus-menerus ia akan tetap berwujud batu dengan warna dan kekuatan yang sama, itulah filosofi kebenaran, sebesar apapun usaha untuk menghancurkannya kebenaran tidak akan pupus.
Dalam hal pilihan bisa jadi ada calon yang tidak puas dengan hasil yang diumumkan dan menganggap terjadi kecurangan dilapangan, tapi kita punya mekanisme pembuktian, kita patut apresiasi langkah pasangan Prabowo-Hatta yang mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi karena merasa dicurangi dalam proses pemilihan Presiden dan kita juga apresiasi kepada KPU yang secara sportif dan lapang dada melayani gugatan pihak yang merasa dicurangi. Memang sudah seharusnya jika ada calon yang tidak puas terhadap hasil Pemilu menggunakan mekanisme hukum untuk membuktikan tuduhannya karena disitulah kita bisa mengorek informasi dari semua pihak yang terlibat dan membeberkan bukti sejelas-jelasnya sehingga kebenaran dapat dibuktikan, jangan sampai karena kebenaran yang tertutupi menyebabkan dampak negatif di kalangan grass root yang bisa jadi membuka ruang fitnah lebih besar, akibatnya para pendukung saling mengklaim bahwa calonnya yang benar dan menganggap calon lain yang salah jika sudah demikian muncullah permusuhan dan dendam berkepanjangan bisa jadi saling serang antar kawan. Entah berapa banyak hubungan persaudaraan yang putus, pertemanan menjadi kandas dan nyawa ikut melayang, itulah konsekuensi yang tidak bisa dihindari.
Dampak itu sebenarnya bisa dicegah asalkan semua berpegang pada prinsip kebenaran dan tidak saling menutupi, namun demikian yakin saja pada saatnya kebenaran pasti terlihat, kalaupun tidak didunia, yakinlah ia sudah tercatat dilangit sana bersama sang pemilik kebenaran. (Erf)


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan