Wednesday, 27 August 2014

Menyikapi Orang Berpenyakit Hati


ADA orang yang dari sisi banyaknya pengetahuan sebenarnya lumayan bagus, dia juga shalat dan puasa tetapi pekerjaannya adalah menuduh, menyebar aib dan menyakiti orang lain. Fatwa-fatwanya berpihak dan selalu "menelan" korban. Lebih dari itu, dia terlalu tak suka kalau melihat orang lain bahagia, untung dan sukses.

Ada yang bertanya "mengapa orang yang sudah berpengetahuan, shalat dan puasa kok masih bisa seperti itu? Dan bagaimana menghadapinya?
Pengetahuan tidak serta-merta menjadikan orang berubah menjadi baik. Ia akan menjadi jalan kebaikan manakala bermetamorfosa menjadi keyakinan yang menjadi pondasi amal. Pengetahuan tanpa keyakinan adalah setumpuk data mati yang memenuhi ruang otak tanpa memberikan makna atau guna, kecuali menjadi kebanggaan diri yang menipu.
Banyak ulama psikologi Islam yang berkomentar untuk manusia seperti ini sebagai berikut: "Sepertinya, dia diciptakan oleh Allah untuk mudah belajar dan beramal untuk kemudian menyumbangkan pahalanya pada orang lain." Nasib yang mengenaskan dan merugikan.
Menurut saya, kallau Anda adalah korbannya, hadapilah orang seperti ini dengan doa: "Ya Allah, berikan kepadanya kebahagiaan, keberuntungan dan kesuksesan yang dengannya ia lupa akan urusan kebahagiaan, keberuntungan dan kesuksesan saya."
Luar biasa jika kita bisa mendoakan orang yang tidak baik kepada kita dengan doa yang sedemikian baik. Kalau kita malas mendoakan kebahagiaan untuknya, maka sesungguhnya kita sudah terjangkit penyakit yang sama walau dalam takaran yang berbeda. Salam. (sumber: inilah.com)

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan